Minggu, 29 Maret 2009

SID Archieve News 2



Bermarkas di Kuta Rock City. Beranggotakan 3 pemuda asal Bali berusia 20-an, baik hati, bijak bestari, tepo seliro, dan jarang sembahyang, yaitu:

-Bobby Cool (beer drinker, lead vocal, guitar, well-known as "The Bastard Child of Fat Mike" since his voice sounds pretty similar with that NOFX frontman)
-Eka Rock (beer drinker, bass, baacking vocal, warm smilinÂ’ Rock Â’N Roll bandman)
-Jerinx (hairwax junkie, drum, beeer drinkinÂ’ Rock'N Roll prince charming)

Nama tendensius Superman Is Dead (SID) dicomot dari Stone Temple Pilot’s “Superman Silvergun”. Namun karena dianggap miskin konotasi, zonder rasa bersalah secara sewenang-wenang nama tersebut lalu diganti menjadi “Superman Is Dead” – yang seenak udelnya dimaknai sebagai: tak ada manusia yang sempurna.

Pada mula kemunculan, akhir 95, SID pekat teracuni warna Green Day & NOFX. Seiring beringsutnya waktu, inspirasi musikal SID bergeser ke genre Punk 'N Roll a la Supersuckers, Living End & Social Distortion.

Imej yang frontal hendak ditonjolkan oleh SID ke publik, self-described as: “Blitzkrieg 3-chordsabilly Beer Punk Rock” (think raw energy of Ramones vs Living End meets Supersuckers + Sid Vicious’ nihilism yet supersonicaly fueled with beer-soaked Rockabilly attitude… Ribet, kan? Horeee…)

SID sendiri telah menerbitkan 3 indie album (Case 15 - thn 95; Superman Is Dead - thn 99; Bad, Bad, Bad - Maret 2002, berformat mini album – berisikan 6 lagu). Menuju pelebaran skala wilayah pencapaian publik, fajar 2003 SID – bekerjasama dengan Spills Record – merilis ulang “Bad, Bad, Bad” dalam bentuk single (4 lagu). Maret 2003, SID menandatangani kontrak dengan Sony Music Indonesia. Yang oh mengejutkan, Sony Music berbesar hati mempersilakan SID riang gembira terus bernyanyi dalam lirik mayoritas berbahasa Inggris. Tepatnya 70% Inggris, 30% Indonesia. Wow. Sony Music nekat (namun terukur)? Atau beranggapan sudah saatnya menancapkan jejak monumental? Atau semata capek/males/bosen/ngantuk dibombardir ewuh pakewuh etos adiluhung Punk Rock oleh kontingen big badass Balinese beer band bernama SID? Whoa... (Hey, whatever it is, the history of Indonesian Punk Rock has just begun. And miracles are real, mind you)

Kilas balik, pra-tragedi bom SID agresif diundang berkiprah di kafe-kafe internasional di seantero Kuta yang mana SID dipersilakan memuntahkan gubahan sendiri (baca: bukan sebagai cover band). Esensial dicatat, untuk skala lokal hal ini belum pernah terjadi sebelumnya di Bali. Di masa silam, legiun band yang beraksi di pub-pub di Kuta hanya diijinkan mengusung ciptaan orang lain an sich.
Popularitas SID perlahan kian menjulang ketika satu demi satu tembang SID – yang dominan berlirik Inggris – ultra frekuentif diputar di radio-radio lokal berpengaruh ya di Bali ya (melebar) ke Jawa >dus, percaya atau tidak, lagu-lagu SID malah telah gencar juga diperdengarkan di radio-radio di Australia, Swedia dan jazirah Skandinavia lainnya.

Langkah fenomenal SID bisa disebut dimulai pada Agustus 2002 saat menjadi band pembuka Hoobastank di Hard Rock Hotel, Kuta, Bali. Kemudian tengah September ‘02 SID duhai mencengangkan sukses mengobrak-abrik Senayan di acara Puma Street Games. Berlanjut Desember 02 SID digjaya meluluhlantakkan PL Fair. Berikutnya diwawancara oleh MTV Sky, M97 FM, Prambors, dsb, serta masif diekspos oleh hampir seluruh majalah remaja populer nasional. Di Hai edisi tahunan 2002-2003 – bersama Rocket Rockers – SID dimunculkan sebagai The Next Big Thing. Pun oleh MTV Trax SID dinobatkan sebagai band potensial 2003.

Epos Punk Rock paling mutakhir, SID telah merampungkan proses rekaman bersama Sony Music dengan judul album “Kuta Rock City” dan hingga minggu ke-3, um, telah terjual puluhan ribu kopi. Oh, coba juga beli majalah Time (Asia) edisi pertengahan Juni, SID disebut juga di situ. Gak banyak sih, tapi lumayanlah buat diceritain ke anak cucu: “Biar gini-gini bokap lu dulu Rock Star lho…” Kebanggaan domestik yang cukup untuk membuktikan bahwa kita ada di dunia tak sekadar jadi aksesori doang… Whoa!

Juni 2003
Dikisahkan secara bersemangat dan penuh gairah narcissism oleh Rudolf Dethu
(Serta—terima kasih Tuhan—sama sekali nihil pengaruh alkohol)

Jumat, 27 Maret 2009

begining of the band...!!



Sony Music Indonesia makin melebarkan sayap. Ladang rock menjadi pasaran utama yang dibidik. Setelah /rif, Edane, Boomerang dan Rebek, kini salah satu perusahaan rekaman besar di Tanah Air ini menggaet rombongan pengusung punk rock asal Bali, Superman Is Dead (SID).
Maret 2003, mereka menandatangani kontrak rekaman dengan Sony. Dan dalam waktu yang cukup singkat, tepatnya awal Mei lalu, album SID yang berjudul Kuta Rock City sudah dirilis dengan menyodorkan materi lagu yang liriknya 70% berbahasa Inggris. Siapa SID dan apa keisitimewaan mereka? Untuk kalangan underground, SID bukan lagi nama yang asing. Di Kuta, Bali, tempat mereka memulai semuanya, SID merupakan band lokal yang mampu mendominasi selera bule-bule (baca: turis mancanegara). Mereka bisa manggung di kafe dan pub dengan mengusung lagu-lagu sendiri. Selanjutnya, popularitas SID seolah berjalan di atas tol. Bebas hambatan. Lagu-lagu ciptaan mereka yang berkumandang di radio-radio lokal dengan cepat menyebar. Tidak cuma di Bali. Tapi menjalar hingga ke Jawa dan bahkan juga gencar diperdengarkan di radio-radio di Australia, Jepang, Swedia dan Skandinavia. Tapi, langkah fenomenal SID bisa dibilang berawal pada Agustus 2002 lalu. Saat itu, mereka mendapat kehormatan menjadi band pembuka konser grup rock asal Amerika, Hoobastank di Hard Rock Hotel, Kuta, Bali. Sejak itu, nama SID terngiang di mana-mana. Orderan manggung laris dan wajah mereka lantas banyak menghiasi halaman majalah remaja. SID mengawali karirnya sekitar tahun 1995. Bobby Cool (vokal, gitar), Eka Rock (bas, vokal latar) dan Jerinx (dram), sejak awal, langsung mematok musik SID di jalur punk, yang banyak dipengaruhi band-band macam Greenday hingga NOFX. Seiring beringsutnya waktu, inspirasi musikal SID bergeser ke genre punk ‘n roll ala Supersuckers, Living End dan Social Distortion. Nama Superman Is Dead sendiri mencuat setelah mereka mendengar lagu milik Stone Temple Pilot yang bertitel Superman Silvergun. Namun karena dianggap miskin konotasi, mereka pun mengubahnya menjadi Superman Is Dead. Yang dengan seenaknya diartikan: tak ada manusia yang sempurna. Dengan konsep punk frontal yang menonjolkan 3-Chordsabilly Punk Rock. Atau arti yang lebih sederhana: tiga jurus khas punk rock, SID lantas memulai menjual lagu sendiri lewat jalur rekaman independen. Untuk wilayah Bali, SID merilis tiga album indie berformat mini album, yakni Case 15 (1995), Superman Is Dead (1999) dan Bad Bad Bad (Maret 2002). Selanjutnya, untuk melebarkan sayap, SID bekerjasama dengan Spills Records, sebuah label independen asal Bandung, pada awal 2003 lalu. Label ini kemudian merilis ulang Bad Bad Bad dalam bentuk kaset single yang hanya memuat empat lagu. (aug/*) `---Taken from MusikMu.com----

Minggu, 22 Maret 2009


SID, punk rock pioneers of Bali, were born and bred in Kuta Rock City. The band is three chord attitude-heavy young men, by name: " Bobby Kool (lead vocal, guitar, a dog lover and a graphic designer) " Eka Rock (low ridin' family man, beer drinker, laid back bass and backing vocal and a warm smilin' Rock 'N Roll bandman) " Jrx ( low ridin' beer drinking Rock 'N Roll prince charming, drummer and a hairwax junkie) The name 'Superman is Dead' started its' evolution from Stone Temple Pilot's "Superman Silvergun". The name moved on to "Superman is Dead" cause they like the idea that there's no such thing as a perfect person out there. SID actually stumbled together in '95, drawn by their common love of Green Day and NOFX. Their influences soon extended to the punk 'n roll genre a la Supersuckers, Living End and Social Distortion, and here they stay. They say what they wanna say, how they wanna say it. In your face, to say it precisely. SID public image, self described, is "PunkRockaBali" (think raw energy of NOFX vs Social Distortion supersonically fueled with beer-soaked Balinese Rockabilly attitude). History? SID produced their first three albums independently (the boys worked years of crappy night jobs), with fabulous, small scale indie labels 1997 "Case 15", 1999 "Superman is Dead", 2002 "Bad, Bad, Bad"(mini album, 6 tracks). In March 2003 SID finally signed with Sony-BMG Indonesia after extended negotiations regarding their right to sing the majority of their tracks in English and have full artistic rights over their 'image'!! With that decision they single handedly became the first band from Bali to be invited to sign with a major recording label in Indonesia, the first band in their nation (to my knowledge) to be recording majority of songs in English, AND the first punk band in Indonesia to get the national exposure and promotion that working with a major label in a third world country provides. And so the history of Indonesian Punk Rock begins! And as for the question that everyone wants to know.the infamous bomb in Bali happened about 75M from their home, hangout center, punkrock boutique, bar and rehearsal studio that is also Jerinx' house, in the heart of Kuta. After panel beating back the rolling doors of the studio, and shifting a little debris, rehearsals continued as usual. Yeah, they saw a lot, it sucked big time, but its' not gonna stop 'em!
And where are they now? At the end of 2002, one of the more respectable music mags here cited SID as "The Next Big Thing" for 2003. With the release of their fourth album, "Kuta Rock City", followed by major airplay nationally and in some countries overseas, coupled with the instantpopularity of their newest filmclip. SID suddenly find themselves touring continuously throughout Indonesia. Last week they were in four major Indonesian cities, on three islands, in 7 days!
Sometimes playing for free at underground scene clubs, sometimes at street skate parties or alternative band festivals, at lots of universities, and even occasionally at "classy" venues who would have probably denied them entrance years ago! Which means more beers for all. In 2003 SID even got a mention in Time Asia. They also won a few music awards. MTV Awards for Best New Artist 2003, AMI Awards for The Best New Artist 2003. Nominated again in AMI Awards 2007 for Best Rock Album. October 2007 they did an amazing Australian tour, 8 cities, 16 gigs, 33 days with their strong D.I.Y work ethic. SID had share stages with international bands such as NOFX, MXPX and Hoobastank. They remain proud, boys from the streets of Kuta with a love of punk rock, beers and a good time. Ready for whatever comes next, excited about the next gig.

Superman Is Dead Facebook!