Minggu, 13 Desember 2009

Saint of my Life

G5
good night good night my little angel

                   D5
good night good night my little ones

            C5
spread your wings and fly

 D5          G5
away to your dreams

Sabtu, 12 Desember 2009

outSIDers Gathering peduli budaya Grebek Suro

outSIDers Gathering!
Peduli Budaya sendiri yang di laksanakan setiap tahun di bumi reyog tercinta, marilah kita hadiri pembukaan grebek suro yang dilaksanakan pada hari Sabtu ( malam minggu) 12 Desember 2009 di blok M ( depan paseban aloon-aloon)
Selain melaksanakan hajatan tahunan atau bersih desa, agenda yang akan di laksanakan
1. Nonton bareng pembukaan grebek suro 2009
2. Pembuatan Stiker

Salam outSIDers Cheers n Beer

Kamis, 10 Desember 2009

Daftar Kode NSP / Ring Back Tone ( RBT ) SID

Gathering setiap minggu pagi di skate park bersama outSIDers ya ngobrol masalah Komunitas ini ke depan dan juga mengurus KTA outsiders se Indonesia Ponorogo yang lebih dari 300 anak street punk. Selain membahas masalah di atas banyak juga yang tanya masalah Nada Sambung Pribadi ( NSP ) atau Nada tunggu dan juga biasa di sebut Ring Back Tone ( RBT) . Banyak mereka yang belum tau kode RBT lagu favorit mereka. Apa salahnya jika saya berbagi Kode-kode untuk mereka sesama penggila musik ini.

Sabtu, 28 November 2009

Video lirik Lady Rose

Can you stay a little while, can you drink this cheap bottle of wine…
Got a love song, a broken line, yea….
Put the rose on your hair
Full of grace my queen of mistery
Can’t you see, can’t you believe
And all they say it’s true
Lady rose….
I can sing a thousand song, I can bring your kiss around town

Kamis, 15 Oktober 2009

Punk

Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.

Senin, 28 September 2009

JANGAN REMEHKAN PUNK


Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.

RANCID ( band )




Rancid is an American punk band formed in 1991 in Albany, California, by Matt Freeman and Tim Armstrong, both of whom previously played in ska punk group Operation Ivy. Rancid is credited with helping to revive mainstream popular interest in punk rock in the United States during the mid-1990s.


Kamis, 30 Juli 2009

BEGUNDAL LOWOKWARU


Sebuah sejarah atau sebuah aib? sebuah revolusi atau pendobrak tradisi monoton tentang gelombang dari kota kecil yang tak pernah diperhitungkan seperti Malang dan menjadi sebuah cerita berskala lebih luas. Tempat itu bernama Singosari, tempat dimana Ken Arok membuat sebuah revolusi sejarah yang tak pernah di perhitungkan beberapa abad kemarin. Sepuluh tahun kemarin Begundal Lowokwaru hanya sebuah selentingan ringan dari mulut Indra binatang dan Ustardz Chipeng, tentang sebuah perubahan tidak harus di lakukan di kota atau kota metropolitan, semua bisa di mulai tergantung dengan apa yang harus dimulai, lahirlah sebuah band tanpa personil bernama Begundal Lowokwaru, sebuah band yang sedikit banyak terpengaruh band-band lokal yang nakal dan mempunyai statement tentang fashion punk yang jelas pada era itu, seperti Laga Bara, Runtah, dan juga komunitas-komunitas street punk era awal seperti Realino, Sriwedari, Meruya, dan banyak lagi. Hari itu sekitar jam 8 malam, 31 desember 1998, Indra Bintang dan Ustardz chipeng berencana merayakan tahun baru di klayatan, diatas motor akhirnya lahirlah nama Begundal Lowokwaru, sebuah band dengan dua personil, dan esok harinya beberapa personil seperti, Buyung Mukembe, age' pipo pilipo AKA Panda, Sableng, Fordi, Koko Ombat, membantu proyek gak jelas itu.Berbekal lagu-lagu yang tercipta di perempatan kecil Sidodadi, sebuah tempat didekat pasar Singosari,
Begundal Lowokwaru mulai berani unjuk gigi di panggung-panggung kecil acara punk atau kadang dapat sisa waktu dari penampilan salah satu kerabat mereka, sebuah band skapunk Skatoopid.Dan waktu mulai bergulir, lagu-lagu seperti Road to the bottle(equality), oi!seplok, ataupun saudara sebotol mulai akrab dikumandangkan. Dengan mengangkat mengangkat isu-isu jalanan dengan cara penulisan lirik yang lebih gamblang, Begundal Lowokwaru mulai merangkul audiensi yang lebih luas, walaupun tidak sedikit yang mempertanyakan ataupun menentang isu-isu yang mereka tawarkan.Setelah lahir beberapa lagu yang dirasa cukup untuk membuat sebuah album, dan personil yang dirasa cukup, Begundal Lowokwaru merekam album pertama mereka yang kemudian diberi judul Street drunk rock, di Nada Musica studio surabaya, album ini berisi 11 lagu straight to the point street punk anthem, dengan personil, ustardz Chipeng(vokal), John gembel gua Selarong(gitar), Sableng tangisan boot(bass), gopel titisan kiley(drum), dan dibantu Paduan suara Punkemiz Antartika Sidoarjo, Album ini keluar dipasaran di bawah label Street drunk rock records pada akhir 1999. Setelah keluarnya album ini, lagu-lagu begundal yang sebelumnya hanya dinyanyikan teman-teman mereka, kini mulai berkumandang dibeberapa komunitas yang bisa di bilang awal waktu itu, tawaran panggung mulai dari Jakarta hingga pulau Dewata mereka libas semua, penjualan album yang mencapai 2000 keping bisa dibilang cukup fenomenal untuk sebuah band dari kota kecil dengan kemampuan bermusik yang ala ala kadarnya. Album pertama dengan respon yang cukup bagus ini mengantarkan Begundal Lowokwaru mengerjakan proyek split album dengan salah satu baurekso Sayidan Skinhead "the Sardonic", album ini dikerjakan diYogyakarta dan dirilis oleh Realino records Yogyakarta, berisi 11 lagu dari dua band ini dan beredar dengan sangat terbatas hanya 75 kopi! Setelah rilis split mereka beredar, masa ini banyak terjadi perubahan, John gembel mengundurkan diri, age' pipo pilipo masuk kembali mengisi posisi bas dan Sableng mengisi posisi gitar ritem, dan Begundal Lowokwaru juga menggamit Antok Celeng diposisi gitar utama. Dengan formasi ini Begundal Lowokwaru menggodok materi album kedua mereka, Akhirnya sebelas lagu yang mayoritas berbahasa Inggris ini dirilis pada awal 2003, Dengan titel "Suburban legion" album ini secara musikal merupakan explorasi atau pendewasaan dari musik Begundal Lowokwaru itu sendiri, dengan penambahan alat musik tradisional/alat yang dipakai untuk berjualan arbanat, menjadikan musik Begundal Lowokwaru sebagai wacana baru bagi Indonesian punk scene.Setelah Fase album ini, Begundal Lowokwaru terbentur antara hidup dan musik, Sableng dan Celeng harus bekerja di Bali, Ustardz Chipeng pergi ke Kalimantan, dan Gopel ke Sumatera, Pada Fase ini Indra Binatang berusaha memperpanjang nafas Begundal Lowokwaru dengan bantuan beberapa teman. Masa kurang bergeliatnya Begundal Lowokwarupun berlangsung cukup lama,dalam kurun waktu itu Begundal Lowokwaru hanya menghasilkan 1 lagu untuk kompilasi patriot 666 records bali berjudul ...And the bottle for all, dan juga rilis dari Realino Records Oi! penalti. Akhir 2004 Ustardz Chipeng kembali ke Malang, Antok Celengpun beberapa saat sebelumnya sudah berlabuh di Malang, beberapa lagu barupun mulai di geber dengan Formasi, Ustardz Chipeng, Antok Celeng, Age' pipo pilipo, Bansheng blokotok, dan Udin Bach Cock(screaming factor). Dengan Formasi ini Begundal melahirkan beberapa lagu di studio ANTZ Malang, 4 lagu yang mereka hasilkan mulai berkelana dari komputer ke komputer dengan bentuk MP3, dengan format lebih ringan tapi lebih rapi dan pasti sangat beraroma Begundal, walaupun masih berbentuk demo lagu-lagu tersebut mulai menjadi Anthem di kota dingin ini. Awal 2006 terjadi lagi pergantian personil ditubuh Begundal Lowokwaru, Bansheng Blokotok berhenti karena tidak siap dengan jadwal tour yang padat yang sering berbenturan dengan pekerjaannya, sedangkan Udin Bach cock harus lebih serius dengan bandnya sendiri Screaming Factor, kemudian posisi mereka di isi kembali oleh si anak hilang Indra Binatang yang mulai jarang bermain band karena Skatoopid vakum, dan teman seperjuangan Indra binatang di proyek diskopunk-nya Diskoteror, an independence drumer,Rosi Kobra (yg sering membantu beberapa band signifikan di Malang) di posisi drum. Dan formasi inipun mulai menggeber materi untuk album selanjutnya, setelah kesibukan personil dan jadwal tour yang lumayan padat dari kota kekota, akhirnya berbekal 20 lagu mereka menggilas WW studio Malang untuk merekam album ke-3 mereka, setelah merekam materi dasar pengerjaan mixing dan mastering dikerjakan di GG studio, hanya sembilan lagu yang dimuat album terbaru mereka. Dengan titel Punk Is A Threat Not A Fashion Tips( Goin' Traditional ) Album ini mulai menggoyang pasaran pada maret 2008, dengan penjualan yang fantastis mencapai 1000 keping lebih setelah 2 bulan pertama, album ini merupakan jawaban atas kehausan para penikmat Begundal Lowokwaru yang merindukan karya mereka sejak lama, Di Fase ini sekali lagi Indra Binatang harus menghilang sekali lagi untuk membangun mahligai perkawinan, dan posisinya sementara digantikan oleh gitaris serbabisa Acoy Geboy (SATCF,kids next door,soldiers embrace), Feri Gendut (Dive into Summer),dan sekarang acoy telah terbaptis menjadi bagian keluarga besar BL. Dengan formasi terakhir ini mereka menggulung jawa-bali selama april sampai Juni.Dan sekarang Begundal sedang bekerja, menggodok, berlatih, fingering, dan merekam materi2 baru untuk album ke-4 mereka.

Begundal Lowokwaru Launching Album Baru


Malang, 30.03.2008

Pengusung Street Punk asal kota dingin Malang Begundal Lowokwaru menggelar acara launching album baru mereka Sabtu (29/3) dengan title Punx Is A Threat Not A Fashion Tips part 1: Goin' Traditional. Acara yang digelar di J.E café dengan HTM Rp.23.000 include sebuah kaset album tersebut dan dimulai sekitar pukul 01 siang WIB dengan beberapa band pendukung antara lain, Chilhood Trauma, Toxic toast, FWF, Ritual Orchestra, Heavy Monster dan Extreme Decay dimana dalam acara kemarin Extreme Decay memutuskan untuk membatalkan bermain karena istri Afril melahirkan buah cinta mereka di sebuah rumah sakit bersalin yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari lokasi acara launching tersebut, selamat juga buat Afril!, rupanya Dia juga melaunching anak baru.

Begundal Lowokwaru rencananya akan meluncurkan album trilogi dimana dalam part 1 ini isinya menceritakan kehidupan jalanan komunitas street punk khususnya dalam lingkungan mereka yakni kota Malang. Ada salah satu track yang saya suka dalam album ini di bagian side B yang berjudul "Rukun Punk Ada 5" siip singalong poko'e.

Menurut penuturan leader Begundal Lowokwaru Cipenk mengatakan bahwa mereka akan memproduksi 3.000 keping kaset dimana kalkulasi tersebut termasuk album mereka part 2 yang menceritakan tentang teman, sahabat dan keluarga besar Begundal Lowokwaru. Harga bandrol kaset yang dipatok Rp. 18.000/ keping. Release Album yang dibawah label mereka sendiri Begundal Lowokwaru Records berisi 9 lagu yang terbagi side A 5 lagu dan 4 lagu di side B cukup menghibur bagi telinga kalian yang merindukan dentuman sound mereka.

Punk rock

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas



Punk rock adalah gerakan musik rock yang berkembang sekitar tahun 1974-1975 di negara Amerika Serikat, Australia dan Inggris. Dipelopori oleh kelompok-kelompok seperti Ramones, Sex Pistols, The Damned, dan The Clash.

Kelompok punk sering meniru struktur musik sederhana seperti musik garage rock dari tahun 1960-an. Biasanya mereka terdiri dari satu drum kit, satu atau dua electric guitar, satu electric bass, dan vocals. Drums biasanya hanya memiliki satu snare drum, satu tom, satu floor tom, satu bass drum, hi-hats, satu atau dua crash cymbal dan satu ride cymbal.

Istilah punk rock dicetuskan oleh Dave Marsh untuk menggambarkan musik ? and the Mysterians dalam majalah Creem.

[sunting] Lihat pula

Oi!

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas



i! berarti hello dalam aksen cockney di Inggris. Oi! musik bermula di akhir 70-an setelah kemunculan Punk Rock. Ketika gelombang pertama punk menyerang, band seperti Sham69, The Business, dan Cock Sparrer sudah bernyanyi tentang hidup di jalanan di saat Sex Pistols mencoba memulai "Anarchy In the Uk". Lalu reality punk atau street punk dimulai dengan Sham 69 dan Sparrer, seperti juga Slaughter and The Dogs juga Menace.

Oi! adalah musik untuk semua dan semua orang yang berjalan di jalanan kota dan melihat rendah pada kaum elit dapat dihubungkan dengan Oi!. Semua orang yang bekerja sepanjang hari sebagai budak gaji dapat dihubungkan dengan Oi!. Semua orang yang selalu merasa berbeda, juga dapat dihubungkan dengan Oi!. Musik Oi! tidak memandang perbedaan ras, warna, dan kepercayaan. "Oi! music is about having a laugh and having a say, plain and simple...."

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Sejarah

Ketika era 80-an menyerang dan punk rock mendapatkan nafas baru, Oi! menjadi bagian yang solid dari pergerakan itu, yang diperkenalkan oleh Garry Bushell, penulis di Sounds, koran musik di Inggris. Garry percaya bahwa punk rock adalah musik protes dan mengumpulkan semua band street punk di bawah bendera Oi! seperti The Business, The 4-skins, The Burial, Combat 84, Infariot, dan Last Resort menyerbu Punk Scene dengan jenis realita mereka. Seperti motto Last Resort, "No Mess, No Fuse, just Pure Impact!"

Musik Oi! mulai meredup di akhir 80-an. Dan di Amerika, hardcore adalah musik yang didengar oleh Skinhead. Dapat dikatakan bahwa musik Oi! bukan hanya musiknya Skinhead.

[sunting] Oi! dan rasisme

Pertama orang mendengar Oi! pasti identik dengan Skinhead, sementara skinhead identik dengan rasisme. Jadi kesalahpahaman yang muncul, Oi! adalah musik rasis. Budaya ini mulai dengan masuknya imigran Jamaika ke Inggris. Cara berpakaian skinhead diadopsi dari Rude boys (ingat Ska) dan Mods, tapi dengan tampilan yang lebih Tough dan Rough. Skinhead yang sebenarnya tidak rasis, akan tetapi imej skinhead disalahgunakan oleh kaum kanan Neo-Nazi untuk menciptakan karakter yang keras. tetapi sesungguhnya bahwa skinhead bukanlah seorang yang rasis,dan perlu di ketahui bahwa image skinhead yang sesungguhnya memanglah keras bukan berarti rasisme.

[sunting] Lirik

Lirik-lirik dalam Oi! cenderung bercerita tentang anti-rasis/fasis, hidup sebagai skinhead, protes, sepak bola, bir, dan sedikit kekerasan! jangan lupa beberapa lagu Cock Sparrer bercerita tentang CINTA. silakan cek. Pendengar musik ini selain Skinhead juga ada Punks, Rude boys, Mods, dan Herberts. Yang dimaksud dengan Herberts adalah orang-orang yang suka dengan Oi! tapi bukan skinhead atau punks. Mereka hanya orang-orang biasa yang cinta dengan Oi!.

[sunting] Oi! di Indonesia

Di Bandung sendiri, Oi! dimulai pertengahan 90-an diawali dengan Runtah. Ketika terjadi booming Ska di Indonesia, bermunculan banyak Skinhead, entah mereka hanya poseurs, trendy wankers ataupun a true SKINHEAD itselfs. Seiring dengan "mati"-nya tren ska karena dihantam secara dahsyat oleh major label, maka menghilang pulalah Skinhead. Tapi ingat, setiap hilangnya suatu tren bukan berarti hilang pula subkultur yang tercipta atau terbawa oleh trend tersebut. Walaupun sedikit, tapi Skinhead di Indonesia, di Bandung khususnya still going strong and getting bigger. Ada beberapa organisasi Skinhead di dunia yang masuk ke Indonesia. Antara lain adalah Red Anarchist Skinhead dan Skinhead Against Racial Prejudice. Bahkan Neo-Nazi Skinhead sendiri ada di negara kulit berwarna seperti Indonesia ini. Beberapa gelintir Skinhead Rasis ini terlihat di Bandung dan Jakarta. Di Yogyakarta para Skinhead umumnya sudah mengerti asal muasal Sub Kultur ini. Di Yogyakarta beberapa band skinhead memainkan ska selain Oi! dan Hardcore.

Sampai saat ini sudah banyak sekali band Oi! di Bandung, seperti Haircuts, Rentenir, Battle 98, The Real Enemy, Sanfranskins, One Voice, OppressionHead,Virgin Oi!,dan banyak lagi. Karena gelombang Skinhead Rasis yang mulai meresahkan maka beberapa skinhead non-rasis dan anti rasis dari beberapa band Oi! di bandung , membuat sebuah band bernama Combat 34 yang sangat anti rasis, nama band ini adalah ejekan untuk skinhead rasis di Jakarta yg menamakan diri COMBAT 18 Indonesia, lagu-lagu mereka bercerita tentang apa gunanya jadi rasis di Indonesia, ajakan berkelahi untuk para skinhead rasis, dan pastinya juga tentang sepak bola, perkelahian di jalan, dengan moto mereka "Sometimes Anti-Social but Always Anti-Racist". Band-band tadi sudah merilis beberapa kompilasi dan mini album di bawah naungan United Races Records. Skinhead di Bandung sering terlihat di workers store di gedung Miramar lantai dasar sebelah Palaguna. Sekarang Gd. Miramar ini sudah tidak ada, dan kita dapat menemui mereka di P.I. (Pasar Induk: sebutan untuk Mal pertama di Bandung) yang berlokasi di belakang mal Bandung Indah Plaza.

Jangan lupakan kota pelajar, Yogyakarta, disini ada banyak band2 Oi!/streetpunk, mereka masing2 memiliki ciri yang berbeda antar bandnya, seperti Captain Oi!, Sardonic, Elang Bondol, Selokan Mataram, Bala Nusantara dan masih banyak lagi, selain banyak yang sudah bubar, beberapa band ini berada di bawah naungan Realino Records, Ruckson Music (milik salah satu personel Dom 65), Unite n Strong. skinhead di Yogyakarta dapat ditemui di daerah jalan Mataram. Ada beberapa album baik full ataupun kompilasi yang telah beredar.

Di Jakarta sendiri scene skinhead cukup berkembang dengan baik. Kita dapat menemui banyak skinhead di seputaran kota ini. Mulai dari Trad Skins, SHARP Skins, sampai yang Rasis pun ada. Band-band Oi! asal Jakarta antara lain adalah The End, Anti-Squad, Garuda Botak, the Gross, the Bretel, dan lainnya.

Begitu pula di Denpasar Bali, komunitas skinhead begitu berkembang pesat, ini dibuktikan dengan munculnya beberapa Band Oi! seperti misalnya The Resistance, Paku 5, Metro Mini, Bootbois, The Stomper, The BOiS dan masih banyak lagi. Saat ini komunitas skinhead di Denpasar berpusat pada sebuah tempat di daerah seputaran Jalan Imam Bonjol yaitu sebuah warnet yang oleh pemiliknya diberi nama SKINET yang mempunyai arti SKINHEAD NETWORK, disinilah para komunitas skinhead di Bali berkumpul.

Anarcho Punk


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas



Anarko-punk adalah bagian dari gerakan punk yang dilakukan baik oleh kelompok, band, maupun individu-individu yang secara khusus menyebarkan ide-ide Anarkisme. Dengan kata lain, Anarko-punk adalah sebuah sub-budaya yang menggabungkan musik punk dan gerakan politik Anarkisme. Tidak semua punk diiidentikkan dengan anarkisme. Namun, anarkisme memiliki peran yang signifikan dalam punk. Begitu juga sebaliknya, punk memberikan pengaruh yang besar pada wajah dunia anarkisme kontemporer.

Beberapa band punk penting yang cukup popular dan dianggap sebagai pelopor dari gerakan anarko-punk antara lain Crass, Conflict, dan Subhumans. Sedangkan di indonesia beberapa band anarko-punk yang cukup populer antara lain Marjinal, Bunga Hitam, dan lain sebagainya.

Beberapa isu politik yang banyak diangkat oleh anarko-punk antara lain dukungannya terhadap gerakan anti perang, hak hidup satwa, feminisme, isu lingkungan, kebersamaan, anti kapitalisme, dan beberapa kasus-kasus yang juga banyak diangkat oleh para anarkis pada umumnya.

[sunting] Lihat pula

[sunting] Pranala luar

Punk


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas



Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.

Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.

Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.

Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.

Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Gaya hidup dan Ideologi

Psikolog brilian asal Rusia, Pavel Semenov, menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).

Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas).

Punk selanjutnya berkembang sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada-nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar, pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat.

Akibatnya punk dicap sebagai musik rock and roll aliran kiri, sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka.

Gaya hidup ialah relatif tidak ada seorangpun memiliki gaya hidup sama dengan lainnya. Ideologi diambil dari kata "ideas" dan "logos" yang berarti buah pikiran murni dalam kehidupan. Gaya hidup dan ideologi berkembang sesuai dengan tempat, waktu dan situasi maka punk kalisari pada saat ini mulai mengembangkan proyek "jor-joran" yaitu manfaatkan media sebelum media memanfaatkan kita. Dengan kata lain punk berusaha membebaskan sesuatu yang membelenggu pada zamannya masing-masing.

[sunting] Punk dan Anarkisme

Lihat juga Anarko-punk

Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an turut memanaskan suhu dunia punk pada saat itu. Band-band punk gelombang kedua (1980-1984), seperti Crass, Conflict, dan Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead Kennedys dari Amerika telah mengubah kaum punk menjadi pemendam jiwa pemberontak (rebellious thinkers) daripada sekadar pemuja rock n’ roll. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band punk gelombang pertama (1972-1978), antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang sudah kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik.

Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.

Negara menetapkan pemberlakuan hukum dan peraturan yang sering kali bersifat pemaksaan, sehingga membatasi warga negara untuk memilih dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Kaum anarkis berkeyakinan bila dominasi negara atas rakyat terhapuskan, hak untuk memanfaatkan kekayaan alam dan sumber daya manusia akan berkembang dengan sendirinya. Rakyat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa campur tangan negara.

Kaum punk memaknai anarkisme tidak hanya sebatas pengertian politik semata. Dalam keseharian hidup, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka bisa menciptakan sendiri aturan hidup dan perusahaan rekaman sesuai keinginan mereka. Punk etika semacam inilah yang lazim disebut DIY (do it yourself/lakukan sendiri).

Keterlibatan kaum punk dalam ideologi anarkisme ini akhirnya memberikan warna baru dalam ideologi anarkisme itu sendiri, karena punk memiliki ke-khasan tersendiri dalam gerakannya. Gerakan punk yang mengusung anarkisme sebagai ideologi lazim disebut dengan gerakan Anarko-punk.

[sunting] Punk di Indonesia

Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.

CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.

Skinhead


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas



Skinhead adalah suatu sub-budaya yang lahir di London, Inggris pada akhir tahun 1960-an. Sekarang Skinhead sudah menyebar ke seluruh belahan bumi. Nama Skinhead merujuk kepada para pengikut budaya ini yang rambutnya dipangkas botak. Sebelum bermulanya era Skinhead, ada golongan remaja yang dipanggil Mods yang menjadi pemula kepada skinheads.

Meskipun Skinhead banyak diasosiasikan dengan kelompok orang-orang yang rasis dan Neo-Nazi, namun Skinhead yang sebenarnya tidaklah Neo-Nazi, karena pada awalnya Skinhead adalah kaum tertindas dari kelas pekerja (utamanya buruh pelabuhan) di London, Inggris. Skinhead juga bisa merujuk kepada kepada kelompok orang (biasanya remaja) yang merupakan fans musik Oi!/streetpunk dan juga punk.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Sejarah

Skinhead merupakan subkultur yang bermula di Inggris pada era ‘60-an, ketika Mods sedang mengharubiru kaum muda Inggris. Mods yang pada awalnya didominasi kaum muda yang berasal dari kalangan menengah ke atas kemudian mewabah dan menyentuh setiap kalangan. Tidak terkecuali kalangan pekerja alias working class. Para pemuda dari kalangan tersebut meskipun harus bekerja keras tiap hari, sebagian malah sebagai buruh kasar atau buruh pelabuhan, namun tetap memiliki cita rasa tinggi dalam memilih life style tertentu. Mereka berusaha mengadaptasi life style yang berkembang dengan pola hidup, selera serta kemampuan dompet.

Maka pada sekitar tahun 1965, dalam dunia Mods dikenal pula istilah Smooth Mods (Peacock Mods) yang terdiri dari kalangan menengah stylish dengan pilihan kostum yang mahal serta Hard Mods (lemonheads, gang mods) yang terdiri dari kaum pekerja dan merupakan cikal bakal dari Skinheads.

Hard mods kemudian baru dikenal sebagai kaum Skinheads sekitar tahun 1968. Generasi pelopor Skinheads tersebut biasanya disebut Trads (Traditional Skinheads) atau Trojan Skinheads, sesuai dengan nama label Trojan Records.

[sunting] Pakaian

Kaum Trads ini mudah dikenali dari setelan seperti shirt button-up Ben Sherman, polo Fred Perry, Bretel/suspender, celana jeans semi ketat, monkey boots, jaket jeans, jaket Harrington, V neck Sweater dls. Serta yang terpenting adalah potongan rambut yang pendek, berbeda dengan gaya rambut mods pada umumnya. Pilihan akan jenis rambut yang pendek ini lebih disebabkan alasan kepraktisan. Terutama karena sebagian besar lapangan pekerjaan yang tersedia tidak membolehkan pekerja berambut gondrong apalagi bergaya acak tidak beraturan. Selain itu, potongan rambut pendek dianggap sebagai keuntungan sewaktu harus menghadapi kehidupan jalanan yang keras ketika itu. Ada pula yang berpendapat bahwa pilihan berambut pendek merupakan counter terhadap life style kaum hippie yang dianggap mewah dan juga sedang berkembang pada masa tersebut. Lebih jauh lagi, suatu kisah menceritakan bahwa pilihan tersebut berasal dari kaum pekerja pelabuhan, seperti di kota Liverpool, yang memotong pendek rambut mereka untuk menghindari kutu yang banyak terdapat di sekitar pelabuhan.

[sunting] Musik

Karena Skinhead sendiri pada dasarnya adalah suatu subkultur bukannya sebuah genre atau aliran musik, pilihan musiknya pun bisa beragam.

Yang pertama tentunya adalah roots mereka yang berasal dari Mods, para Trads pun pada awalnya sangat terpengaruh musik R&B ala Inggris seperti The Who, The Kinks, dan lain sebagainya. Namun, mereka juga terinspirasi oleh style ala Jamaican Rude Boy yang juga populer di Inggris pada zaman itu. Rude Boy atau Rudy merupakan sebutan untuk para imigran Jamaika yang berkulit hitam pencinta dansa dan musik asal mereka.

Hasilnya, para Trads pun sangat menggemari musik Ska, Reggae, Rocksteady, Soul, dan lain sebagainya. Sehingga terkadang seorang Skinhead pun ikut menikmati alunan dari seorang penyanyi soul seperti Aretha Franklin misalnya.

Dari roots tersebut dapat ditelusuri bahwa pada dasarnya Skinhead sama sekali tidak identik dengan rasis. Sebagaimana pendapat awam pada umumnya. Karena mereka pun menikmati kultur dari masyarakat kulit hitam. Bahkan, banyak juga Skinhead yang berkulit hitam dan berwarna kulit lainnya.

[sunting] Rasisme

Mereka mendapat cap rasis pertama kali ketika beberapa Skinhead terlibat clash beberapa kali dengan imigran Pakistan dan imigran dari Asia Selatan (mereka menyebutnya Paki-Bashing) di Inggris pada era ’60-an. Tindak kekerasan (yang tidak bisa dibenarkan biar bagaimanapun) tersebut dipicu oleh masalah pekerjaan. Para Skinhead yang merupakan kaum pekerja merasa lahan pekerjaan mereka semakin sempit. Mereka terdesak oleh kedatangan imigran yang bersedia dibayar lebih rendah. Label rasis kemudian semakin melekat, salah satunya setelah beberapa Skinhead tergabung dan dihubungkan dalam organisasi white power, National Front yang terbentuk di awal ’70-an. Militansi dan karakter Skinhead yang keras khas kaum pekerja sempat membuat mereka dijadikan alat maupun berbagai kepentingan politik. Termasuk dihubungkan dengan paham Neo Nazi. Meskipun sejarah maupun kenyataan yang ada bisa menunjukkan fakta yang berbeda.

Sama dengan nasib Mods leluhurnya, pamor Skinhead sempat meredup di era ’70-an, setelah sebelumnya mencapai puncak popularitas mereka pada tahun 1969.

Mereka kemudian bangkit kembali, bersamaan dengan kelahiran musik punk pada sekitar tahun 1977



Kamis, 18 Juni 2009

Superman Is Dead; Oase di Tengah Pemikiran Sempit Keseragaman

Superman Is Dead; Oase di Tengah Pemikiran Sempit Keseragaman

Oleh I Wayan “Gendo” Suardana


“Superman Is Dead (S.I.D) menginspirasi dan mengajarkan kami tentang indahnya perbedaan dan untuk menghormati keberagaman!” Kurang lebih itulah pendapat salah seorang penonton yang hadir dalam gig semalam (12/3/09) di salah satu pusat hiburan di bilangan Jakarta Pusat. Pernyataan secara terbuka yang diucapkan dalam sebuah panggung “glam” peluncuran album baru S.I.D yang bertajuk Angels & the OutSIDers.

Damn! Saya tersentak dengan pernyataan tersebut. Pernyataan yang sudah sangat lama saya nanti-nantikan tiba-tiba terdengar langsung oleh telinga saya. Mungkin banyak orang yang akan bertanya-tanya, apa istimewanya komentar tersebut? Sehingga harus membuat tersentak? Bukankah pendapat-pendapat seperti itu sudah biasa diucapkan? Lalu apa yang menjadi luar biasa?

Pertanyaan dan pernyataan seperti itu seolah-oleh beruntun menerjang kepala saya, seraya berusaha menjelaskannya. Pendapat seperti itu, tidak akan menjadi luar biasa apabila disampaikan untuk para pegiat kemanusiaan atau untuk kelompok-kelompok yang memang aktivitas mereka ada di wilayah perjuangan pluralisme. Namun tidak demikian apabila ucapan itu didedikasikan untuk S.I.D.

Dengan latar belakang “glamour”, tampilan ala punker, musik cadas, dan segala atribut “gaul” yang disandang oleh grup band ini, seolah-olah mereka adalah tiga “berandal” yang hanya bermusik dan larut dalam kehidupan glamour. Rambut spiky, rantai bergelantungan di pinggang, berbusana gaul nan glamour tidaklah cukup menggambarkan ketepatan dari penyataan di awal tulisan ini. Betapa ketiga pemuda ini jauh dari kategori kelompok yang peduli dengan keadaan sekitar.

Ditambah lagi tangan yang tiada henti memegang botol minuman beralkohol, semakin menjauhkan cap pemuda yang mempunyai kepedulian terhadap kehidupan sosial. Belum lagi bila kita menengok ke belakang atas perjalanan grup band ini yang sempat dipenuhi dengan tuduhan rasis dan diskriminatif, menyebabkan S.I.D. sempat terpuruk dalam tuduhan-tuduhan rasis. Tentu saja keadaan ini kerap membuat roh lagu mereka menjadi hilang dan terkubur dalam “judge” glamour, rasis, dan anti sosial. Aktivitas-aktivitas mereka untuk kampanye kemanusiaan, kesetaraan, pluralisme menjadi sirna begitu saja.

Antara Glam dan Kemanusiaan

Sepanjang pengetahuan saya, SID baik sebagai sebuah grup band maupun individu-individunya adalah salah satu grup band yang cukup aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan, tentunya yang paling sering adalah melakukan kampanye pluralisme, kemanusiaan dan juga lingkungan. Tidak sebatas hanya datang dan bermain musik, bahkan terlibat langsung dalam pengadaan kampanye termasuk memobilisasi resource untuk menggelar kampanye musik.

Komitmen mereka atas kemanusiaan, pluralisme, lingkungan tergambar pula secara kuat dalam lagu-lagu mereka. Dapat dicatat bahwa hampir dalam setiap album yang dirilis oleh SID terdapat tema-tema lagu yang mengedepankan persaudaraan, kesetaraan, pluralisme. Kita vs Mereka, Marah Bumi, Citra O.D bahkan dalam album terbarunya terdapat pesan untuk menjaga semangat keberagaman yang tercermin dalam lagu “Kuat Kita Bersinar”.

Dalam setiap mereka penampilannya, tak henti-hentinya mengingatkan penonton yang ada di depan mereka untuk menghargai setiap perbedaan. Kadangkala oleh Bobby dengan mimik serius bak orator, atau kadang dengan guyonan “jorok” ala Eka Rock yang mengundang tawa tapi sarat dengan pesan indahnya keberagaman.

“Akh, itu hal yang biasa kali, namanya juga cari popularitas,” begitu kira-kira pendapat yang muncul bila kita menelaah S.I.D dan sisi humanismenya. Namun pendapat itu menjadi keliru bila menyimak perjalanan kreativitas para personel S.I.D di kala mereka belum terkenal seperti sekarang. Cukup susah mengatakan bahwa tema lagu mereka tentang kemanusiaan, kesetaraan dan pluralisme, adalah sebatas lagu panggung. Sebatas untaian kata yang hanya diteriakan di panggung-panggung lalu hilang dan lepas tak bermakna di dalam kehidupan mereka di luar panggung. Atau sangat berat rasanya mengatakan, bahwa pesan-pesan mereka adalah pesan semu yang hanya untuk gagah-gagahan di atas panggung.

Lekat dalam ingatan saya bagaimana S.I.D termasuk salah satu band menyisihkan energinya untuk kegiatan-kegiatan jalanan terutama pada tahun 1998 di mana euforia reformasi sedang masak-masaknya. Aksi massa di kampus-kampus sedang marak, diskusi informal merebak tiap saat dan di situlah beberapakali terlibat pula pemuda-pemuda ini.

Mereka bergabung dalam setiap aktivitas, mengeluarkan “merchandise” dalam bentuk stiker-stiker. Bukan stiker gaul atau stiker yang beraroma dunia glam tapi “merchandice” yang berbau kampanye gerakan. Tercatat dalam ingatan saya, berbagai stiker sarkas dengan tulisan; “Sohardto F**k”, atau maaf” Tutut Titit” yang sesuai kehendak zaman pada saat itu. Mungkin seseuatu hal yang kecil, tetapi sarat akan makna kepedulian mereka dengan kondisi sosial.

Di tengah lagu-lagu mereka yang sekilas terkesan mengumbar tema glam, S.ID adalah salah satu band di Bali yang selalu siap tampil dalam acara-acara charity untuk kemanusiaan. Mungkin puluhan kali bahkan lebih, grup band ini terlibat secara aktif dalam pagelaran sosial tanpa bayaran. Tercatat S.I.D tampil dalam penggalangan dana untuk kemanusiaan pada saat bencana tsunami Aceh dan bencana gempa Jogjakarta. Bukan hanya sebatas tampil memikan musiknya, tapi juga peran Jerinx (drummer S.I.D) sebagai pengagas ide terutama dalam Pagelaran Kemanusiaan untuk bencana gempa Jogjakarta.

Demikian pula dalam hal perjuangan atas pluralisme dan keberagaman, S.I.D adalah Band yang terlibat pula secara aktif dalam kampanye penolakan RUU APP dari sejak dikumandangkan tahun 2006 sampai 2008. Tidak melulu aksi panggung tapi pemuda-pemuda ini juga terlibat dalam aksi-aksi jalanan. Menggarap roadshow musik untuk mengampanyekan, betapa berbahanya RUU APP dalam ranah Bhinekka Tunggal Ika. Betapa RUU APP mengancam sendi-sendi keberagaman dan berujung terancamnya nilai-nilai dan hakikat kemanusiaan.

Tema lagu kemanusiaan termanifestasikan dalam bentuk praktik-praktik S.I.D. Nilai universal kemanusiaan, menjadi lakon yang tidak bisa dinafikan begitu saja dari S.I.D. Kita masih ingat bagaimana agresi USA terhadap negara Irak? Di tengah kondisi sentimentil yang berkembang atas dunia Islam, S.I.D justru tampil dan keluar dari sentimentil itu. Solidaritas kemanusiaan adalah universal dan menembus batas tanpa memandang warna kulit, jenis kelamin, agama, suku, bangsa. Ini terwujudkan dalam pagelaran musik bertajuk “Stop War”, sebuah pagelaran musik untuk menentang agresi USA ke negara-negara Timur Tengah.

Apakah sebatas datang dan tampil dan menyanyi? Oh, tidak! S.I.D hadir dari menggagas ide, menyiapkan rencana kegiatan, mendesain propaganda dan mengumpulkan band-band untuk tampil bahkan sampai teknis acara. Itulah sekian banyak aktivitas dan praktek-praktek S.I.D yang menunjukan keselarasan antara tema lagu dengan praktik kehidupan nyata mereka.

Di tangan mereka, dunia “glam” menjadi tidak sebatas hura-hura dan dentingan sulang gelas dan botol alkohol . Dunia “glam saat ini menjadi dunia yang sarat dengan upaya penyadaran akan nilai-nilai kemanusiaan, keberagaman, keseteraan dan perdamaian. Pesan-pesan yang secara termaktub dalam lagu-lagu mereka, terpropagandakan dalam “orasi-orasi panggung” dan mampu membangunkan kesadaran orang-orang akan arti penting dari nilai-nilai itu. Minimal di tingkatan penggemar mereka a.k.a outSIDers. Mampu meretas perbedaan sempit yang selama ini dikonstruksi oleh negara atas sekat-sekat suku, agama, ras, jenis kelamin, kebangsaan dll.

Lalu seberapa pentingkah ucapan penonton yang saya sampaikan di awal tulisan ini? Buat saya pernyataan itu sangat istimewa. Inilah pertamakalinya saya mendengar “pengakuan” atas aktivitas-aktivitas S.I.D yang sesungguhnya tidak pernah lepas dari dinamika sosial. Setidaknya ada satu orang yang tersadarkan atas kampanye dan propaganda lagu S.I.D selama ini. Bahkan bisa saja mewakili puluhan, ratusan, bahkan ribuan orang lainnya. Sehingga judge fatalis (rasis, anti sosial) terkubur seiiring waktu.

Di tengah krisisnya bangsa ini akan penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan, dengan bergelimang manusia-manusia berperilaku primitif dan berpikiran sempit nan membosankan, S.I.D tampil sebagai oase yang memberikan secercah harapan. Semestinya orang-orang yang selalu bertampilan necis, berjas rapi, mengaku orang terhormat merasa malu karena justru pesan-pesan kemanusiaan, anti diskriminasi, kesetaraan keluar dari mulut “berandal-berandal” ini.

Semoga tetep konsisten, mari ciptakan dunia baru tanpa diskriminasi. S.I.D “glam”mu kami tunggu seiiring dengan laju sepeda “lowrider” yang mengilhami orang untuk mencintai lingkungan.

……Dan kau sahabatku, mari kita bersulang!


sumber :

http://gendovara.com/superman-is-dead-sid-oase-ditengah-pemikiran-sempit-keseragaman/#comment-296

Senin, 15 Juni 2009

JRX notes, so cool. read it now...

BLACK MARKET LOVE
Ini adalah tahun ke-11 Superman Is Dead berdiri tegak menantang.
Ini adalah album ke-3 paguyuban langgam cadas beranggotakan Bobby Cool, Eka Rock, & Jrx, bersama Sony BMG,dan merupakan album ke-6 secara keseluruhan.
Ini adalah kontinuitas ekspresi bingar SID akan cinta dan cita-cita pada musik, kemerdekaan berpendapat, serta harapan untuk terus rukun damai sentosa di buana Bhineka Tunggal Ika.
Here they are again, friend. Alive, beer-soaked, and kicking!
"Black Market Love" yang direkam di Electro Hell studio pada fajar 2006 dipilih sebagai judul pertama karena, well, it sounds great and dangerous! Yang jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai "Cinta Pasar Gelap" a.k.a. "Cinta Rahasia" Indeed, "Black Market Love" adalah deklarasi SID pada dunia tentang kecintaan mereka pada hal-hal yang selama ini divonis "salah" oleh perspektif mayoritas.
Kedua karena SID akan tanpa bosan melawan ketakpedulian, fasisme, diskriminasi, budaya kekerasan, dan pembodohan. Ayo lawan dengan letup cinta yang tegar menyala!
Hal lain yang patut dicatat dari album bersampul tengkorak berkumis ini adalah deras bertambahnya lirik berbahasa Indonesia. Tentu SID punya alasan kuat untuk itu. Simak komentar Jrx, "Setelah hampir 11 tahun terlalu banyak memakai lirik berbahasa Inggris, pendengar sering kurang menangkap apa yang coba kita suarakan. Hasilnya seringkali publik hanya menilai kita secara tampak luar dan fashion saja. Salah besar sebab sejak awal kita ingin menempatkan musik sebagai media pemberi motivasi untuk anak-anak muda yang sering bingung dan mempertanyakan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan kehidupan"
Selebihnya, bak melanjutkan petualangan dari album sebelumya, "The Hangover Decade", SID makin lebar menjelajah dengan mulai memasukkan instrumen-instrumen eksotik macam akordion, grand piano, organ dan biola. Njlimet? Wah, malah tidak. Album ini sebaliknya tetap relatif mudah dicerna kuping, Bersahaja dus gemah ripah dengan tembang-tembang sing-a-long. Perhatikan single pertamanya, "Bukan Pahlawan". Simple, bertempo sedang, gampang dinyanyikan riang bersama para sahabat di bar-bar murah atau tempat-tempat hiburan kelas bawah. Kesederhanaan aransemen dan koor dadakan bisa gampang tercipta pada country rock-fueled "Goodbye Whiskey" serta "Kita vs Mereka" yang terinspirasi oleh kesewenangan yang menimpa Inul. Dan beautifully stripped-down dengan balada 3 kunci, "Lady Rose".
Sementara bianglala tema tetap kaya warna. "Marah Bumi" & "Year of the Danger" menyoroti ulah manusia yang tidak ramah lingkungan & paceklik sisi humanisme. "Citra O.D." & "Psycho (Fake)" menyayangkan eksploitasi media terhadap privasi paling pribadi serta trend manipulasi citra. "Tomorrow" memimpikan dunia tanpa perang, adil makmur ijo royo-royo.
Pun varian partisipan makin lintas sektoral sekaligus "berbahaya". Dari lingkup domestik muncul Jrx dan Eka Rock mengambil alih posisi biduan, lalu maskulin bersenandung masing-masing di "Lady Rose" dan "?Anger Inc.". Dari lingkup regional, Leo Sinatra (of nu skool Rockabilly act, Suicidal Sinatra) gitaris muda sakti-mandraguna-lihai-lancar-jaya-banyak-tattoo-banyak-bahagia bersedekah mengamalkan sedikit kebajikannya di "Goodbye Whiskey"; Dankie (of grunge?s last gentlemen, Navicula) elok menggesek slide guitar ditimpali vokal latar sejuk misterius oleh Sari (of Goth-Punk outfit, Nymphea) di "Lady Rose"; Prima (from politico-rapcore collective, Geekssmile), gerah berteriak di "Citra O.D."; Philipus indah berkiprah lewat organ di "Bukan Pahlawan", grand piano di "Bangkit & Percaya", & akordion di "Menginjak Neraka"; Mr. Fahmi (of Chicano-Punk mafia, Devildice) & One Dee (of Ska veterans, Noin Bullet) seronok mengisi departemen tiup di "Menginjak Neraka". Sounds dangerous enough, eh?
Untuk kaum yang tersisih dan terlupakan. Untuk mereka yang tersudut dan terdiam. Mari lawan dunia yang marak dengan benci & dengki dengan pijar cinta yang besar!
Bersulang,
RUDOLF DETHU ~ Propagandis SID
www.supermanisdead.net


SID Black Market Love
JRX's Notes
SUPERMAN IS DEAD
-Black Market Love-
Kenapa Black Market Love sebagai judul album ke-6 kita?Pertama, karena it sounds great and dangerous! Kalau diterjemahkan ke bahasa Indonesia artinya Cinta Pasar Gelap> Cinta Rahasia> Kecintaan kita terhadap hal-hal yang dianggap "salah" diperspektif masyarakat mayoritas.Kedua, karena kita ingin menunjukkan resistensi kita kepada dunia, sejauh mana kita mencoba berdiri melawan ketakpedulian, fasisme, diskriminasi, peperangan, pembodohan, kekerasan, materialisme dan budaya basa-basi pembodohan. Ya, kita melawan semua itu dengan cinta yang kita miliki. Sebuah cinta yang membentuk karakter dan siapa diri kita sampai hari ini kita masih bisa berdiri. Cinta, cita-cita dan mimpi kita terhadap musik, perdamaian, kebebasan berpendapat dan berekspresi, bumi pertiwi, kenakalan-kenakalan yang tidak merugikan orang lain dan perlakuan yang sama untuk setiap umat manusia.
Harapannya, tidak ada lagi kaum minoritas yang selalu ditekan, tidak ada lagi kaum mayoritas yang arogan dan memaksakan kehendak. Persatuan. Saling menghargai. Equal respect.
Di album yang direkam di Electrohell Studio, Bali ini, kita banyak melakukan experiment. Kita memasukkan instrument-instrument baru seperti trumpet, akordion, grand piano, organ dan biola. Demikian juga pada lirik dan aransemen lagu. Lebih sentimentil dan berbahaya, bisa dibilang begitu. Beribu puisi jalanan dan mimpi-mimpi abadi peradaban manusia, coba kita tumpahkan sejujur-jujurnya disini.
Kali ini kita banyak memasukkan lirik berbahasa Indonesia karena kita ingin mendidik pendengar. "Within Great Power Comes Great Responsibility" Setelah hampir 11 tahun terlalu banyak memakai lirik berbahasa Inggris, pendengar sering tidak menangkap apa yang kita coba suarakan. Hasilnya, seringkali pendengar hanya menilai kita secara tampak luar dan fashion saja. Salah besar. Padahal sejak awal kita ingin menempatkan musik sebagai media pemberi motivasi untuk anak-anak muda yang sering bingung dan mempertanyakan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan kehidupan.
Untuk lebih jelasnya, kita akan coba terangkan satu persatu amunisi dalam lagu baru di album Black Market Love:
1. Year Of The Danger
Lagu bernuansa "panic" ini bercerita tentang masa-masa kita mulai memasuki tahun-tahun berbahaya hidup di Bali. Teror bom, kekerasan, ketakutan. Rasa tak berdaya kita menghadapi semua itu. "we live in fear, live in disgrace, live in the world of hate wonder if I could survive" dan "how can you believe in peace, will you give a war a kiss?" begitu salah satu penggalan liriknya. Lagu bertempo cepat ini kita harapkan bisa membuka mata hati seluruh umat manusia, untuk mengurangi kebencian terhadap satu sama lain. Ayo bersatu!

2. Bukan Pahlawan
Bertempo sedang, sing-along dan bersahaja. Melodi yang simpel namun menusuk hingga ke tulang. Cocok didengarkan saat hang-out di bar murah bersama kawan-kawan sejati dan mendiskusikan perasaanmu tentang dunia yang telah berhenti tertawa. "aku bukan pahlawan berparas tampan, sayap-sayap pupus terbakar, salah benar semua pernah kulakukan, angkat gelas kita bersulang!" demikian penggalan reffrain-nya. Calon kuat untuk single dan klip pertama kita dari album ini. Dan oya, jangan lupa menyimak permainan organ sahabat kecil kita Philipus disini.

3. Black Market Love
Cukup jelas, lirik lagu ini menceritakan tentang hal yang sama seperti makna judul album kita. "tattoos on my hand, music's on my mind" dan "I wear second hands, hookers are my friends, this will never end, this black market love" begitu bunyi reffreain-nya. Pengaruh The Living End dan The Beatles sangat terasa di lagu ini. Very sing-along. indah dan berani [ups! bukan berani mati, tapi berani nyanyi] Calon kuat single kedua!

4. Marah Bumi
Tempo cepat, dibalut nada sedih biola dibeberapa part-nya. Lagu kemarahan kita terhadap manusia-manusia sombong yang bisanya hanya merusak dan menguras isi bumi tanpa mau memikirkan efek kedepannya. Ya, lagu ini buat Amerika yang sampai sekarang tidak mau menandatangani protokol Kyoto, buat kalian yang suka membuang sampah plastik sembarangan dan buat kalian yang suka menyebarkan permusuhan hingga bumi ini menjadi tempat yang tidak indah lagi. Kita coba mengingatkan kalau saat ini bumi sedang menangis melihat tingkah laku kita semua yang sok paling hebat. Dan saat bumi pertiwi marah, kita semua akan mati. Semua bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini. Pikirkan itu.

5.Citra O.D
Unik, karena ini lagu S.I.D pertama yang menggabungkan bahasa Indonesia dan Inggris dan memasukkan unsur ol-skool-hardcore didalamnya. Kita dibantu oleh Prima [ dari band political Geek?s Smile] di sektor vokal. Menceritakan tentang sifat konsumtif manusia yang makin menjadi-jadi atas nama modernisasi dan popularitas. Begitu banyak remaja kita yang terbutakan oleh media, sinetron, reality show dan sensasi murahan para selebriti kampungan. Semua harus mahal, kulit harus putih, pacar harus anak pejabat and all that superficial stuff. Hari ini pencitraan adalah segala-galanya, uang dan tampilan fisik selalu dianggap raja. Kita melawan semua itu. Titik!

6. Strong Enough
Berkarakter dewasa, lurus dan tebal. Cocok didengarkan dalam perjalanan jauh [tapi jangan terlalu jauh ya]. Menceritakan tentang keadaan band kita yang tetap berdiri tegap menantang arah sampai detik ini walaupun sempat melalui masa-masa sulit. Difitnah, dilempari, diludahi dan dipukuli. Ya, kita masih ada dan akan tetap setia bermain musik untuk menyebarkan harapan, cinta dan kesenangan. Hentikan permusuhan dan mulailah menabung karma yang lebih baik.

7. Psycho Fake
Sangat cepat. Bermuatan hampir sama dengan lagu Citra O.D, namun lebih menjurus ke gaya anak-anak muda yang senang berpenampilan sok psycho dan mempunyai masalah kejiwaan namun sebenarnya itu semua gak lebih dari sekedar aksi untuk menarik perhatian [kaum wanita]. Ya, kita berbicara tentang rockstar-rockstar palsu yang berpenampilan [maunya keliatan] gothic, yang kalo difoto pengin keliatan "ada yang tidak beres dengan masa kecilnya". Jaket dan celana kulit, boots besi-besi, anting di wajah, rantai dimana-mana, rambut gaya terkini tidak lupa diwarnai supaya keliatan funky. Gitar Ibanez ampli Marshall, pas manggung mainin lagu yang liriknya pop komersil kacangan. Aduh, balikin tuh duit tiketnya!

8. Bangkit & Percaya
Jeritan hati kecil minoritas. Lagu sentimentil tentang rasa kehilangan dan kemarahan. Khusus dedikasikan untuk korban-korban bom di Indonesia dan sahabat-sahabat yang lebih dahulu meninggalkan kita. Disini kita masukkan denting grand piano dan biola untuk menambah nuansa murung. Tapi jangan salah, tempo lagu ini sama sekali tidak pelan. Sadness in the right speed. Liriknya "amarah yang tak tertahan, kematian langitpun hitam, atas nama cinta dan harapan yang tenggelam, ku kan bangkit dan percaya"

9. Anger Inc.
Marah! Tapi berdansa rockabilly-ska sambil sesekali menyisiri rambut hitam mu. Kemarahan dalam mempertanyakan apa itu kebenaran. Apakah suara terbanyak itu selalu yang paling benar? Kalau begitu, kebenaran hanyalah jumlah nominal yang bisa diatur-atur. Kalo ada beberapa preman pakai tato, apakah kita otomatis menjadi seorang preman jika kita juga punya tato? Ugh! Jadi bingung sendiri. The truth is, kita bikin lagu ini sambil berharap kalo kita emang benar band punkrock yang gagah berani, bukan boyband jadi-jadian. Highlight-nya ada pada vokal Eka Rock yang untuk pertama kali benar-benar bernyanyi di album S.I.D. and he did it pretty well. Saudara saudara, saatnya menunjukkan taring dan kumis kucing anda. Haha!

10. Goodbye Whiskey
Balada riang bertemakan seorang alkoholik yang harus berhenti menenggak whiskey karena ia gak ingin cepat mati. Hmm?.ironis. Simpel bernuansakan country/cowboy. Pas untuk perjalanan melewati gurun Las Vegas, trus balik lagi karena gak punya duit buat minum dan main judi. Riang namun tersirat kesedihan yang mendalam. Layaknya lagu sepasang kekasih yang tak rela dipisahkan setelah belasan tahun memadu racun.
Liriknya "remember when we were downtown, punkrock song and I hold you thight like there's no tomorrow". Curian melodi-melodi nakal dari Leo [from new-skool rockabilly act Suicidal Sinatra] mengajak kita membayangkan perpisahan yang gagah di dalam sebuah bar kayu. Yap, perpisahan untuk sesuatu yang "katanya" lebih bagus emang kadang perlu.
Bukan begitu, kawan?

11. Menginjak Neraka
Hmmmm, agak susah dengan yang satu ini. Benar benar keluar dari pakem punkrock pada umumnya. Tapi hey, punkrock gak bisa diukur dari jenis musik. Punkrock adalah kejujuran dan keberanian untuk melawan arus. Lagu ini pure experiment. Terselip nada-nada Spanyol dengan beat tango dan tiupan maut trumpet beracun Mr.Fahmi [from chicano-punk mafia Devildice] Belum lagi tarian akordion dari jemari Philipus yang seolah menyampaikan pesan kalau hari terakhir sudah dekat. Menakutkan. Eksotis. Kolosal. Namun tiba-tiba dibanting gesekan gitar dan vokal bertendensi grunge dipertengahan lagu. Check out the amazing backing vocal section di akhir lagu. Gospel from hell.
Lagu ini bercerita tentang dosa, malaikat dan permintaan maaf kepada Tuhan.
Deep and unpredictable.

12. Kita Vs Mereka
Lagu kebebasan. Liriknya terinspirasi dari kejadian yang menimpa Inul dan kaum-kaum yang ditekan di seluruh Indonesia. Ya, kita bersimpati dan akan selalu mencoba berada di pihak orang-orang yang dijajah oleh sifat munafik masyarakat kita yang mencintai fasisme dan keseragaman. Kita ingin bertanya. Kenapa semua harus seragam? Bukankah dunia ini akan lebih baik jika kita bisa hidup saling jaga walaupun kita berbeda beda. Setiap manusia kan berhak untuk hidup dengan cita-citanya sendiri. Selama kita tidak merugikan orang lain, apa salahnya untuk mencoba menjadi diri sendiri. Jika ingin menjadi manusia yang lebih baik, jangan orang lain yang malah diatur-atur. Btw, lagu ini sangat simple, model punk tahun 77. "jarum dan tinta, kulit berwarna, buktikan kubisa, kan kurubah dunia!" begitu salah satu liriknya.


13. Lady Rose
Cos every thugs needs a lady. Hanya orang bodoh yang bilang punkrocker ga boleh nulis lagu tentang cinta. Lupakan lirik cinta tipikal Indonesia yang manja dan sok ganteng. Lagu ini ditulis dengan darah dan keringat. Maskulin. Penghargaan tertinggi untuk malaikat yang menyelamatkan seorang tentara mawar hitam dari drugs dan kehancuran. Bersenjatakan gesekan slide-guitar dari Dadang [of grunge-heroes Navicula], backing vokal menyentuh dari Sari [of goth-punk Nymphea] dengan iringan old-skool organ. Balada 3 kunci ini memiliki kerendahan hati, keberanian dan rasa terima kasih dari hati yang paling dalam. Dengarkan disaat kalian ingin mengungkapkan rasa cinta yang sebenar-benarnya kepada penyelamat kalian. "you're the heart of the crowns and the blood of all my lifetime, you are my lady rose". Sekuat Johny Cash dan seromatis jutaan mawar merah.

14. Tomorrow
Harapan untuk perdamaian dan dunia yang lebih baik. Kita membayangkan kalau seluruh pemimpin negara dan agama meletakkan mahkotanya dan saling berjabat tangan untuk satu tujuan, menghentikan perang. Lupakan dendam, lupakan sifat megalomaniac, lupakan kepentingan dan perbedaan. Kita semua satu. Dan kita percaya kalau tidak ada manusia yang tidak memimpikan hari esok yang lebih baik. Lagu ini sengaja kita kemas dalam nuansa tegang dan sedikit horror, karena itulah perasaan kita yang sebenarnya terhadap dunia ini. Kita cemas dan menginginkan suatu perubahan. Mencoba menyelamatkan dunia ini dengan cara yang kita bisa. Kaum silent-majority, tunjukkan kalau kita ada! Terdengar ambisius dan berlebihan? Kita tidak peduli.
Yup, itu tadi sekilas tentang muatan lagu-lagu kita di album Black Market Love. Kita benar-benar berharap album ini bisa memberikan harapan, support dan motivasi bagi teman-teman yang selalu merasa tertekan dan dirugikan. Untuk kaum yang tersisih dan terlupakan. Untuk kalian yang tersudut dan terdiam. Ayo sama-sama kita lawan dunia kebencian ini dengan sepenuh cinta yang kita miliki. Cinta bisa membunuh, tapi cinta juga yang kan menyelamatkan dunia. Jika kita percaya.
Cheers, cherry and dynamite,
jrx

Tulungagung,He're we go !!


Ada sepenggal cerita menarik dari kami tentang perjalanan kami,melihat acara musik yang diisi oleh salah satu band yang mungkin sudah cukup populer dikalangan anak anak punk. Yap,enggak salah lagi band itu adalah pioneer dari bali terlahir dengan nama Superman Is Dead.beranggotakan tiga orang berusia 20 an.mereka adalah EKA ROCK pada Bass dan juga merangkap sebagai backing vocal, BOBBY KOOL pada vocal dan guitar,dan penggebuk drum ada JRINX.
Perjalanan dimulai hari minggu tanggal 31 juni 2009. wisnu dan anak pesantren (saya enggak tau namanya) berangkat dengan naik kendaraan umum.dalam artian,yyaa nebeng lah. Kemudian disusul kucing,hamam a.k.a lala,jhuki,don_bendol,tom zhym,dan kanchil berangkat sekitar jam 11 siang dari ponorogo dengan menggunakan sepeda motor. Saya enggak tau setelah itu apa yang terjadi,karena saya berangkat bersama bang kenthos.
Saya berangkat sama bang kenthos sekitar jam 04.15,dari rumah saya.sebelum berangkat saya minta izin sama bokap dan setelah itu,kita langsung on the way.dalam perjalanan saya sangat gemetaran.ya maklum lah,ini kali pertamanya saya ikut nonton konser musik punk.dan yang bikin saya lebih gemetaran,yang saya lihat ini bukan konser band band yang seperti lainnya. “ini band yang bakal manggung adalah band idola gw.”,kata kata itu yang sedang melayang di benak saya..saat on the way,cuaca sedikit buruk. Karena di daerah trenggalek, jalanan sedikit licin karena abis diguyur hujan.dan suhunya sedikit menusuk tulang rasanya.untungnya kami berdua sudah membawa jaket untuk melindungi dari rasa dingin yang kerasa sampe tulang..ya,kita nikmati ajalah perjalanan ini.
Adzan maghrib terdengar dan kami pun masih dalam perjalanan.selang 54 menit an,kami sampai di kota yang kami tuju.TULUNGAGUNG...he’re we go!! Kami sempet bingung juga lokasinya dimana.daripada kita nyasar,lebih baik kita tanya bentar ma warga sekitar,dan juga sms temen temen kami yang udah nyampek sana duluan.dan gak lama kemudian,kami sampailah di tempat.
Awalnya kita kayak orang bingung.habis itu bang kenthos sms don_bendol.lagi dimana mereka??,katanya siih lagi nongkrong dideket terminal.mungkin karena capek,bang kenthos dan saya enggak nyari mereka.kita beli minuman dulu untuk melepas dahaga.setelah itu kami berdua masuk ke lokasi.kita duduk deket pintu masuk sambil menikmati suasana sekitar dan musik dari band yang enggak saya kenal juga.heuheuheu :”).ga lama kita ngobrol,kita ketemu dengan temen kami yang namanya wisnu.ternyata si wisnu juga lagi nyari temen temen.ya kita sempet sempetin ngobrol bentar sama wisnu. Abis itu wisnu cabut,eh balik lagi itu anak.dan saat melihat ke arah pintu masuk,siapa kah yang datang. Yap,saya menyebutnya dengan sebutan RKP (Rombogan Kakean Polah) yang terdiri dari brandal brandal bau yang bernama kucing,hamam a.k.a lala,jhuki,don_bendol,dan kanchil. Dan inilah saat kami bersama.kami semua masuk ke arena dan inilah dia kita menemukan sedikit masalah kecil. Saya enggak bawa kartu identitas. Padahal di papan atas dituliskan,”acara ini tanpa dipungut biaya,sialahkan tunjukan kartu identitas anda”.jelas aja,saya enggak bisa masuk. Kartu pelajar saya masih ditahan disekolah.dan saat ini saya juga belum punya KTP [jangankan KTP,orang saya ajja masih ingusan.hwuahahah].saat nungguin temen temen nyariin pinjeman KTP buat saya,kita bertemu dengan outsider madiun juga.dan salah satunya adalah tama dan vemo gaskin.selang 15 menit an,temen temen back again dan akhirnya dapet juga.milik outsider tulungagung.ya udah,tunggu apa lagi..? langsung aja kita masuk.arena yang saya datangi ini sungguh menyeramkan.gimana enggak,BECYEK banget.heehehhe..:).tapi itu buka pengahalang untuk kita berhenti bersemangat untuk nonton “pahlawan” kami beraksi. Opening this concert with Saint Loco. 3 atau 4 lagu udah terdengar di telinga kami dengan suara yang khas dari vokalisnya,joe. Setelah the last song with tittle “kedamaian” mereka turun dari stage. Dan inilah dia saat yang saya dan temen temen serta all outsiders tunggu. Saat lampu stage agak dikurangi keterangannya,masuklah seorang laki laki dengan celana panjang,pakai baju merah,dan rambut agak model mohawk tapi pendek(g tau dah saya namanya apa). Siapa yang enggak kenal dia. Dia adalah JRINX,disusul BOBBY KOOL, dan EKA ROCK yang terakhir.BOBBY sang vokalis menyapa all outsiders dengan senyumnya yang sangat khas. “jangan ada yang berantem atau pa.kita sama sama happy happy aja disini”,itulah keinginan sang vokalis. Bass,Guitar,n Drumm sama sama dicoba,udah baik belum semuanya,atau suaranya kurang gimna dan segala macem lah.. Yang saya suka di moment ini adalah,saat EKA mencoba bassnya,mungkin kurang pas kali ya.nah si BOBBY tau kalo suaranya masih Fals. Dan menyetel bass EKA dengan memutarnya sedikit. ‘n he’re the first song !! BUKAN PAHLAWAN. Kami semua dengan senyum yang terpasang indah di wajah kami disertai dengan semangat. All outsider menggerakan badannya mengikuti musik yang di bawakan Superman Is Dead..lagu kedua adalah GOODBYE WHISKEY. Ketiga,SAINT OF MY LIFE.keempat,KUAT KITA BERSINAR. Dan tunggu sejenak,sang vokalis berkata sesuatu yang sangat tidak kami sukai. Oh my god! JRINX sedang dalam kondisi yang buruk. Kabar buruknya,JRINX enggak bisa ngelanjutin konser ini. “sepertinya JRINX tidak bisa melanjutkannnya..tapi kita masih punya satu lagi.lagu ini sama sama kita nyanyikan untuk JRINX, JIKA KAMI BERSAMA featuring SHAGGY DOG. karena SHAGGY DOG ga bisa dateng,mari kita bernyanyi bersama saja”,BOBBY said. Okelah, alunan guitar yang merdu dari BOBBY disusul dengan pukulan drumm dan bass kami semuanya bernyanyi bersama. Saya yang kebetulan sangat hafal dan suka,dengan semangat yang menggebu terus mencoba untuk menyanyi sampai saya merasa seperti kehabisan oksigen ditempat itu. Dan inilah akhir dari acara ini. JRINX pun udah ga kuat,dengan diboyong bersama dua orang untuk kembali ke backstge. Akhirnya “pahlawan” kami gugur.hanya lima lagu yang kami dapat.tapi itu tak membuat kami putus asa.kami tetep bahagia dan bubar dengan tenang. Setelah keluar arena kami istirahat sejenak dibawah tiang listrik tidak jauh dari pintu masuk.kami melepas rasa lelah kami dengan tertawa bersama. Untuk mengabadikan momment ini,andry bareng tom zhym mengambil foto kami bersama. Lelah yang menyerang tubuh kami akhirnya pergi dan kami putuskan untuk cari makan dan tempat istirahat yang nyaman.
Pilihan jatuh didepan hotel NARITA,TULUNGAGUNG. Didepan hotel juga ada warung lesehan yang nyaman dan lumayan luas. Saat kami masuk, disanalah kami bertemu dengan JOE Saint Loco. Sebelumnya kita pesen makanan dan minuman. Nungguin datengnya pesenan,kami sempatkan berpose dengan JOE dan enggak lupa juga minta tanda tangan. Dan disitulah kami juga berspisah dengan JOE. Minuman udah dibayar ma JOE (adududuh,baik hatinya) hahaha. Dan,it’s our boring time. Masyallah lamanya ga nanggung nanggung pesenan kami ga datang datang. Sampai saya tinggal tidur sebentar saja masih belum ada makanan. Ya udahlah,kita ngobrol lagi,ketawa ketiwi bersama sambil lihat foto foto yang kami abadikan di dekat pintu gerbang masuk arena tadi. Enggak nyampek 1 abad,makanan kami datang. And now it’s time to dinner!! Yeah. Abis kenyang,kita putuskan untuk pulang. Nah ini dia yang kami suka,kami kembali lagi berfoto. Tidak dengan JOE,atau temen temen. Melainkan dengan BOBBY dan EKA. Oh my god,saya hampir pingsan rasanya saat melihat mereka.”tampak berbeda”,itulah ungkapan yang terlintas dibenak saya. Kami juga sempatkan bertanya sama BOBBY dan EKA tentang keadaan JRINX. Ternyata keaadaanya masih buruk. Dengan segudang kebahagiaan dan senyum yang teramat lebar, kami berpamitan kepada BOBBY dan EKA. Dan kami melanjutkan perjalanan untuk pulang.
Ditengah tengah sunyinya malam yang sangat dingin,dan lelah kami.kami terus berjalan mengendarai motor kami masing masing. Didaerah mana ya, saya juga kurang tau.kami tidak sanggup melanjutkan perjalanan dan keputusan akhir kita adalah menginap di tempat sodara teman kami,bang kenthos. Kita turunkan tas dan melepas sepatu. Dan sebelum tidur kami menyantap sate yang di bawa tom zhym yang sebenarnya di alamtkan pada EKA. HUUUAAAHH,kenyang sekali lagi perut kami. After that,we started to sleep. Sebenernya saya sempet ga enak sama temen temen. Meraka tidur diluar dan saya tidur didalam. Mereka maksa,ya sudahlah.
When the morning comes, sayalah yang bangun untuk yang pertama. Disusul sama hamam a.k.a lala,dan temen temen yang lain. Saya sempet ketawa ketiwi lihat don_bendol ma jhuki tidur. I think,they are like a mom and her son. Ahhahaa...pagi pagi sudah menggila lagi. Saya lihat ada kopi disitu.langsung diminum saja lah,dari pada mubazir. Kita cuci muka dan menatap langit dengan senyum indah kami. Inilah saat dimana saya merasa tidak enak hati sama sodara bang kenthos. Kami dimasakin,buat sarapan pagi. Kita enggak bantuin pula. Gimana enggak enak coba??.habis itu kita langsung menyantap nasi putih hangat,sayur kuning,dan mie dengan kerupuk. Kita sangat menikamti sarapan kami sambil bercanda. Dan jam 07.13 kami pamit sama sodara bang kenthos dan melanjutkan perjalanan....
Dijalan kita berhenti sebentar, si bang kenthos... ehm...ehm...-sensor-. Sambil nunggu sebentar,kami menikmati panorama yang luar biasa indahnya. Dan kami berpose lagi bersama. Tom zhym emank jago banget ngambil gambar yang tepat. Dan kami langsung on the way to go home again...(hhuurrrraayyy).di derah Sambit kami berpisah,temen temen langsung dan kami berhenti sebentar untuk mengisi bensin. Dan melanjutkannya kembali.
Doa syukur kami persembahkan untuk Allah S.W.T, karena kami selamat sampai rumah masing masing. Alhamdulillah...
Hanya itulah yang bisa kami sampaikan, tentang perjalanan kami selama di Tulungagung
Thank’s to,
BOBBY KOOL, EKA ROCK, and JRINX ( We Love You). And for JOE.

Superman Is Dead Facebook!